Permasalahan Food Loss and Waste (FLW) telah menjadi isu lingkungan dan ekonomi yang mendesak secara global. Sepertiga makanan yang diproduksi dunia terbuang sia-sia, menyebabkan kerugian finansial triliunan dolar. Diperlukan strategi efektif dan kolaboratif dari semua pihak untuk menanggulangi krisis ini.
Food Loss (kehilangan makanan) sebagian besar terjadi di tahap awal rantai pasok: produksi, pascapanen, dan pemrosesan. Kerusakan ini sering diakibatkan oleh penanganan yang buruk, penyimpanan yang tidak memadai, serta kurangnya infrastruktur pendingin yang memadai di negara berkembang.
Salah satu strategi utama adalah investasi dalam teknologi pascapanen yang lebih baik. Penggunaan teknik pengemasan yang inovatif, fasilitas penyimpanan suhu terkontrol, dan alat transportasi yang cepat dapat mengurangi Food Loss secara signifikan. Inovasi ini menjaga kualitas produk lebih lama.
Di sisi lain, food waste terjadi di tingkat ritel dan konsumen. Strategi untuk mengatasi hal ini mencakup edukasi publik tentang perencanaan belanja yang bijak dan pemahaman tanggal kedaluwarsa. Kampanye kesadaran adalah kunci untuk mengubah perilaku konsumsi masyarakat.
Pemerintah harus mengambil peran sentral dengan mengeluarkan regulasi yang mendukung donasi makanan surplus. Insentif pajak bagi bisnis yang mendonasikan makanan layak konsumsi dapat mengalihkan makanan dari tempat sampah ke rantai pasok yang membutuhkan.
Kolaborasi antara petani dan pengecer perlu diperkuat. Kontrak yang adil dan sistem permintaan yang akurat dapat mencegah Food Loss di tingkat pertanian akibat overproduction atau penolakan produk karena kriteria estetika yang terlalu ketat dari pasar.
Pemanfaatan kembali sisa makanan yang tidak layak dikonsumsi manusia juga merupakan solusi cerdas. Sisa makanan dapat diolah menjadi pakan ternak, atau bahkan diubah menjadi sumber energi terbarukan melalui teknologi biogas dan pengomposan.
Penerapan sistem Smart Food Supply Chain (rantai pasok makanan cerdas) menggunakan sensor dan data besar (Big Data) dapat memprediksi permintaan dan mengoptimalkan inventaris. Ini meminimalkan risiko Food Loss akibat kelebihan stok atau keterlambatan pengiriman.
Mengurangi FLW bukan hanya tanggung jawab satu sektor, melainkan komitmen global bersama. Melalui inovasi teknologi, perbaikan regulasi, dan perubahan perilaku konsumen, kita dapat mencapai ketahanan pangan yang lebih baik dan menciptakan sistem pangan yang lebih efisien.
