Mitigasi Iklim dalam sektor pertanian sangat krusial untuk menghadapi tantangan pemanasan global. Praktik pertanian konvensional seringkali boros air dan menghasilkan gas rumah kaca signifikan, seperti metana dan nitrogen oksida. Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif untuk mengurangi dampak ini demi keberlanjutan bumi kita.
Salah satu fokus utama adalah konservasi air pertanian. Penggunaan teknologi irigasi presisi, seperti irigasi tetes, dapat mengurangi penggunaan air hingga 50%. Menerapkan teknik menampung air hujan dan memperbaiki saluran irigasi juga penting untuk memaksimalkan efisiensi pemanfaatan sumber daya air yang terbatas.
Strategi lain yang sangat efektif adalah pengurangan emisi gas rumah kaca. Pengelolaan pupuk nitrogen yang lebih baik, seperti aplikasi pupuk yang tepat waktu dan dosis, mampu menekan pelepasan N2O (nitrogen oksida). Ini adalah gas rumah kaca kuat, 300 kali lebih berdampak daripada CO2.
Pengurangan emisi karbon dapat dicapai melalui praktik pertanian konservasi, seperti tanpa olah tanah (no-tillage). Metode ini menjaga struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik, dan mencegah pelepasan karbon yang tersimpan di dalam tanah ke atmosfer. Ini menjadi kunci carbon sequestration.
Pemanfaatan pupuk organik dan kompos juga memainkan peran vital dalam mitigasi perubahan iklim. Bahan organik meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air dan karbon. Ini sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang produksinya memakan banyak energi fosil, penyebab emisi CO2.
Inovasi dalam pengelolaan limbah ternak, yang merupakan sumber utama metana (CH4), juga penting. Pembangunan digester biogas dapat mengubah kotoran ternak menjadi energi terbarukan. Solusi ini secara efektif menekan emisi metana yang merupakan gas rumah kaca sangat kuat.
Mendukung agrosilvikultur, yaitu penggabungan pertanian dan kehutanan, adalah langkah mitigasi iklim yang cerdas. Pohon yang ditanam di lahan pertanian tidak hanya berfungsi sebagai penyerap CO2 tambahan, tetapi juga membantu konservasi air dan mengurangi erosi tanah secara alami.
Pemerintah dan petani perlu berkolaborasi erat dalam menerapkan kebijakan yang mendukung pertanian ramah lingkungan. Insentif untuk adopsi teknologi hemat air dan praktik pengurangan emisi karbon harus ditingkatkan. Edukasi juga menjadi kunci keberhasilan dalam skala besar.
Sektor pertanian memiliki potensi besar untuk beralih dari kontributor emisi menjadi bagian dari solusi Mitigasi Iklim. Dengan fokus pada konservasi air dan pengelolaan karbon yang cerdas, kita dapat memastikan produksi pangan berkelanjutan sekaligus melindungi planet dari dampak terburuk krisis iklim.
