Hari: 5 Juli 2025

Ancaman PMK di Kebun Sawit: Sapi Terinfeksi Virus Mematikan

Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) kembali menjadi momok bagi peternak sapi di Indonesia. Virus mematikan ini menyebar cepat dan menyebabkan kerugian ekonomi besar. Peternak, termasuk mereka yang berada di lingkungan perkebunan sawit, harus meningkatkan kewaspadaan. Ini adalah ancaman PMK yang nyata dan perlu ditangani serius.

Sapi yang terintegrasi di perkebunan sawit untuk pengelolaan biomassa berpotensi tinggi terjangkit. Sistem peternakan terintegrasi, meskipun menguntungkan, memiliki risiko penularan yang lebih tinggi jika langkah pencegahan tidak diterapkan secara optimal. Pencegahan menjadi kunci vital dalam melindungi ternak.

PMK adalah penyakit virus yang sangat menular, menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Gejala khasnya meliputi lepuh pada mulut, lidah, dan kuku, demam tinggi, serta pincang. Produksi susu juga akan menurun drastis.

Virus PMK sangat resisten di lingkungan, memungkinkan penyebaran yang cepat melalui kontak langsung antarhewan. Kontaminasi pakan, air, dan peralatan juga menjadi jalur penularan. Lalu lintas hewan dari daerah terjangkit memperparah situasi. Ancaman PMK ini menyebar sangat cepat.

Kerugian akibat PMK tidak hanya terbatas pada kematian ternak. Penurunan produktivitas, biaya pengobatan mahal, serta pembatasan perdagangan ternak dan produk olahannya sangat merugikan. Dampak ekonominya bisa mencapai triliunan rupiah.

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk membangun kekebalan pada ternak. Program vaksinasi massal harus digencarkan untuk mencapai cakupan yang luas dan membentuk kekebalan kelompok. Ketersediaan dan distribusi vaksin yang memadai harus diprioritaskan oleh pemerintah.

Penerapan biosekuriti ketat di setiap peternakan adalah langkah fundamental. Pembatasan lalu lintas orang dan kendaraan, desinfeksi rutin kandang, serta isolasi hewan yang baru masuk wajib dilakukan. Setiap peternak harus patuh pada protokol ini.

Edukasi dan sosialisasi mengenai PMK kepada peternak sangat penting. Pemahaman tentang gejala, cara penularan, dan tindakan pencegahan akan mendorong partisipasi aktif mereka. Informasi akurat harus disampaikan secara berkala kepada semua pihak.

Pemerintah memegang peranan sentral dalam penanganan PMK. Kebijakan yang komprehensif, koordinasi antarlembaga, serta alokasi anggaran yang cukup diperlukan untuk mendukung program pengendalian wabah. Ancaman PMK membutuhkan respons terpadu.

Posted by admin in Berita, Edukasi, Pertanian